Rabu, 01 Oktober 2014

Berani Memulai Bisnis dan Tak Jera Bila Gagal Berusaha


Berbagi kisah bersama H Jamaluddin (kanan) dan H Sulaiman (dua dari kanan).

Mengunjungi Bagan Serai, Bertemu Kulaan Banjar di Malaysia

Urang Banjar di Bagan Serai gemar berbisnis, meski rata-rata berlatar belakang petani, tapi mereka juga menekuni berbagai bisnis.  Para orang tua pun mewariskan bakat entrepreneur mereka kepada anak-anaknya.
 
Pada edisi terakhir catatan dari kunjungan Radar Banjarmasin ke kampung Banjar di Malaysia, tepatnya Bagan Serai, Distrik Kerian, Negeri Perak Darul Ridzuan, beberapa orang Banjar yang ditemui selalu antusias bercerita tentang usaha atau berbagai peluang bisnis.  Ketika berkenalan pun, mereka akan memberikan kartu nama yang menunjukkan, apa bisnis mereka.  Beberapa diantara mereka pun berani memulai usaha dengan menjual produk baru.
Pertama adalah Mohd Shukri Fadzli bin Mohsin Fadzli, dari namanya diketahui, ia adalah putra dari Ahli Parlimen Malaysia asal Bagan Serai.  Saat ini Shukri menggeluti usaha agribisnis tanaman stevia, tanaman pemanis asal Paraguay dan Brazil.
“Kami menanam 12.000 batang stevia dalam polybag, produk olahannya berupa pemanis alternatif yang aman untuk penderita penyakit gula, karena dia zero calorie,” ujar pria muda ini.
Saat wartawan Koran ini mengunjungi Malaysia pekan lalu, Shukri pun tengah mengikuti pameran di MAHA, Serdang, Negeri Selangor. “Kalau kita ingin ekspor ini ke Indonesia, kira-kira bagaimana prosedurnya, apakah bisa langsung di kirim ke Banjar,” ujarnya.
Pebisnis Banjar kedua adalah Haji Jamaludin Bin Asaari, pria yang menemani Radar Banjarmasin sepanjang kunjungan di Bagan Serai, sejatinya adalah seorang dosen.  Namun ia sengaja mengambil jam mengajar penuh di akhir pekan, agar masih bisa menekuni kegiatan lain.  Memang, pria ramah ini punya banyak kesibukan diluar rutinitas mengajar, seperti pernah ditulis sebelumnya.   Selain itu, ia masih sempat mengurus bisnis. “Ini namanya omega, oesaha menambah gajih,” ujarnya tertawa.
Menunjukkan tumpukan kardus Jerslin Oil di rumahnya.  “Ini minyak aromaterapi dengan berbagai khasiat yang menyehatkan.  Dibuat dari tanaman herbal, diantaranya minyak zaitun, bunga matahari, bijan dan habbatussauda. Nanti boleh coba,” ujarnya berpromosi.Minyak ini pun menurutnya sudah diekspor sampai ke Indonesia. “Kemarin kita kirim lewat Jakarta nilainya hampir Rp1 miliar,” terang Jamaludin.
Haji Jamaluddin menjalankan bisnisnya dibantu salah seorang putrinya, Nor Syafaah, Mahasiswi Universitas Sains Malaysia. Fakultas Bahasa Literasi dan Terjemahan - Inggeris dan Mandarin.
Dari rumah Jamaludin, wartawan Koran ini diajak menemui H Sulaiman bin Zarmil (75), pria kaya pengalaman ini dikenal memiliki putra-putri yang sukses dalam berbisnis.  H Sulaiman sendiri sejatinya adalah petani padi.  Sambil bercerita, ia pun mengajak Radar Banjarmasin untuk bersantap malam di warung samping rumahnya.  Menu ayam barampah dan segelas teh tarik pun disuguhkan dengan segera. “Yang buka warung ini orang Banjar jua, dia baru buka warung beberapa hari,” ujar Sulaiman.
Dalam perjalanan hidupnya, H Sulaiman mengaku pernah berkongsi untuk berbisnis, namun dalam perjalanannya usaha tersebut ambruk. “Pernah membangun syarikat (perusahaan) bongkar muat, ternyata gagal,” ujarnya.
Padahal untuk modal usaha tersebut ia sudah menggadaikan semua hartanya, termasuk tanah dan rumah.  Beruntung usaha tersebut bisa di ambil alih orang lain yang kemudian menjalankannya dengan sukses. Sehingga hartanya yang tergadai bisa selamat.
Ia pun pernah berbisnis batubara, ternyata juga tidak berhasil, yang ada modalnya sekitar 300.000 ringgit ambles.  Namun semua itu tinggal cerita, sekarang setidaknya ia sudah bisa menikmati hari tua dengan tenang, menghabiskan waktu dengan menjadi pengurus Masjid Al Athar.  Karena sekarang anak-anaknya sudah menjadi pengusaha sukses.
“Yang punya stasiun pengisian bahan bakar Petronas di Bagan Serai ini anak beliau, anak kedua H Syafrudin, peternak ayam besar, punya enam kandang.  Satu kandang 20 ribu ekor,” ujar Jamaludin menambahkan. “Coba lebih lama di sini, kita bisa jumpa Kulaan Banjar yang menjadi Distrik Officer (setingkat Bupati, Red) di Kerian,” tambah Jamaludin.
Demikianlah, urang Banjar di Bagan Serai Malaysia, meski jauh dari banua, tapi tetap mempertahankan identitas Banjar mereka, memelihara semangat beragama, kompak dan kada bacakut papadaan, mereka juga mampu menunjukkan, bahwa urang Banjar adalah pekerja keras dan bisa sukses, meskipun berada di perantauan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar